Kamis, 17 September 2020

BUDAYA JABAT TANGAN MEMBENTUK KARAKTEK SISWA

Menumbuhkan pendidikan karakter sekaligus menumbuhkan suasana kekeluargaan di madrasah beragam caranya. Termasuk dengan membiasakan berjabat tangan antara siswa dengan guru. Kebiasaan ini dijadikan budaya rutin dilakukan peserta didik dengan guru di MTs Bahrul Ulum Bulu ketika memulai masuk sekolah dan pulang sekolah. Dengan membudayakan bersalaman antara siswa dengan guru ini dapat membentuk karakter dan perilaku yang baik antara anak dengan guru ketika di madrasah, dan anak dengan orangtuanya ketika berada di rumah. Untuk membentuk karakter dan menumbuhkan perilaku baik butuh pembiasaan. Tentunya pembiasaan baik ini juga perlu di lakukan oleh orang tua dan siswa saat di rumah dan lingkungan masing-masing dan bekal siswa di masa mendatang. Berjabat tangan kaya akan manfaatnya sebagaimana dalam sabda Nabi Muhammad Saw., “Jika dua orang bertemu kemudian saling berjabat tangan dan memuji Allah serta meminta ampunan kepada-Nya, maka keduanya akan diberi ampunan.” (HR. Abu Daud No. 4535) Membentuk karakter dan menumbuhkan budi pekerti serta perilaku yang baik butuh pembiasaan. Apalagi saat berjabat tangan, mereka saling mendoakan dan menjaga silaturahmi. Dengan kasih sayang, maka kepedulian dan empati antara guru dan siswa pun tumbuh. “Sambut siswa pagi hari adalah momentum siswa memuliakan guru. Dan sebaliknya, guru juga akan memiliki rasa tanggung jawab kepada anak didiknya, apalagi saat berjabat tangan mereka saling mendoakan dan memberikan ungkapan kasih sayang selaku anak dan orang tua di sekolah,’ ungkap Dra Ishayati Guru Ibadah. Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram, dan Keteladanan, misalnya e-infak, kultum pagi, tadarus pagi, jum’at qur’ani, tahfiz, salat duha, salat jum’at, dhuhur dan asar secara jama’ah, hormat bendera merah putih, berdo’a sebelum memulai, kebersihan kelas, membiasakan antri, berpakaian rapi dan datang tepat waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar