KURIKULUM



STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM MTs Bahrul Ulum Bulu
A.    Mata Pelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal  6 Ayat  (1)  menyatakan  bahwa  kurikulum  untuk  jenis  pendidikan  umum, kejujuran, dan khusus pada pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:
1.    Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak mulia;
2.    Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan kepribadian;
3.    Kelompok Mata Pelajaran Ilmu pengetahuan dan teknologi;
4.    Kelompok Mata Pelajaran Estetika;
5.    Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Cakupan setiap kelompok mata pelajaran disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 1
Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No.
Kelompok
Mata Pelajaran
Cakupan
1.
Agama dan
Akhlak Mulia
(dibetulkan sesuai dg SI utk MTs)
Kelompok  Mata  Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
2.
Kewarganegaraan dan Kepribadian
Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian dimaksudkan  untuk  peningkatan  kesadaran  dan  wawasan peserta  didik  akan  status,  hak,  dan  kewajibannya  dalam kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa,  dan  bernegara,  serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku antikorupsi, kolusi, dan nepotisme.
3.
Ilmu  Pengetahuan dan Teknologi
Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada madrasah ini dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif, dan mandiri.
Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi pada madrasah ini dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuandan  teknologi,  membentuk  kompetensi,  kecakapan,  dan kemandirian kerja.
4
Estetika
Kelompok  Mata  Pelajaran  Estetika  dimaksudkan  untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan kemampuan mengapresiasikan keindahan serta harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan  individual  sehingga  mampu  menikmati  dan mensyukuri hidup, maupun dalam kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.
5
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan pada madrasah ini dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja sama, dan hidup sehat.
Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan  seperti  keterbatasan  dari  perilaku  seksual bebas,  kecanduan  narkoba,  HIV/AIDS,  demam  berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Struktur Mata Pelajaran dan Alokasi Waktu
Struktur  Kurikulum  Marasah  Tsanawiyah Bahrul Ulum Bulu ini  meliputi  substansi  pembelajaran  yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas VII sampai dengan kelas IX .
Struktur kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran. Pada  Madrasah Tsanawiyah   Bahrul Ulum Bulu ini terdiri atas satu kelompok, yaitu kelompok regular yang  mempelajari 14 mata pelajaran, 2 muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas jurusan sehingga diharapkan dapat meningkatkan pencapaian kompetensi, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, dibuatkan kurikulum, silabus, dan penilaian.
Kegiatan pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Kegiatan pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta  didik  untuk  mengembangkan  dan  mengekspresikan  diri  sesuai  dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam  struktur  kurikulum  MadrasahTsanawiyah  Bahrul Ulum Bulu  ini  menambah  4 jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 42 minggu.

STRUKTUR KURIKULUM
MADRASAH TSANAWIYAH BAHRUL ULUM BULU
K o m p o n e n
Kelas dan Alokasi Waktu
VII
VIII
IX
A.  Mata Pelajaran



    1. Pendidikan Agama Islam



         a. Al-Qur'an-Hadis
2
2
2
         b. Akidah-Akhlak
2
2
2
         c. Fikih
2
2
2
         d. Sejarah Kebudayaan Islam
2
2
2
    2. Pendidikan Kewarganegaraan
2
2
2
    3. Bahasa Indonesia
4
4
4
    4. Bahasa Arab
2
2
2
    5. Bahasa Inggris
4
4
4
    6. Matematika
4
4
4
    7. Ilmu Pengetahuan Alam
4
4
4
    8. Ilmu Pengetahuan Sosial
4
4
4
    9. Seni Budaya
2
2
2
   10. Keterampilan/TIK
2
2
2
   11. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
2
2
2




B. Muatan Lokal *)



A.   Bahasa Jawa
2
2
2
B.   Pendidikan ke NU an
2
2
2
B.      Pengembangan Diri




1.      Nahwu shorof



2.      Ta’limul mutaallim



3.      Fathul qorib



4.      Tajwid







J u m l a h
42
42
42
C.     Ekstrakurikuler
1.   Olahraga voli, bulu tangkis, footsal;
2.         Pramuka;
3.         Palang Merah Remaja (PMR);
4.         Kelompok Ilmiah Remaja (KIR);
5.         Olipiade : Matematika, Bhs Inggris, IPA, IPS, dan PAI
6.         Kelompok  belajar bahasa Inggris, bahasa Arab;
7.   Qosidah Modern, Drum Band, Al banjari
8.         Tata busana, Tata boga
9.         Seni Baca Al qur’an( Qiroah)








*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

B.     Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan/atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan  oleh  madrasah,  tidak  terbatas  pada  mata  pelajaran  seni  budaya  dan keterampilan (Teknologi Informasi Komputer, terutama internet), tetapi juga mata pelajaran  lainnya,  seperti  membatik.  Muatan  lokal  merupakan  mata  pelajaran, sehingga madrasah harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Madrasah menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun.
Letak geografis Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Bulu berada di tepi kota yang jauh dari  supermarket dan tempat-tempat pembelanjaan. Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah Provinsi Jawa Timur berdasarkan Surat Edaran Gubernur Jawa Timur dan ditetapkan di Madrasah kami adalah Bahasa Daerah. Selain itu, muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah Bojonegoro adalah Program muatan lokal disusun bekerja sama antara Madrasah dengan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Bojonegoro adalah Pendidikan ke-NU-an/Aswaja.
Program muatan lokal yang wajib diikuti oleh seluruh peserta didik adalah :
1.        Bahasa Jawa
2.        Pendidikan ke NU an

C.    Kegiatan Pengembangan Diri
1.      Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan.
2.      Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Bulu memfasilitasi kegiatan pengembangan diri seperti berikut ini:
a         Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas (intrakurikuler) dengan alokasi waktu 1 jam tatap muka, yaitu bimbingan konseling, mencakup hal-hal yang berkenaan dengan pribadi, kemasyarakatan, belajar, dan karier peserta didik. Bimbingan konseling diasuh oleh guru yang ditugaskan.
b        Kegiatan pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas (ekstrakurikuler), diasuh oleh guru pembina. Pelaksanaannya secara reguler setiap minggu sekali , yaitu
1.         Olahraga voli, bulu tangkis, footsal;
2.         Pramuka;
3.         Palang Merah Remaja (PMR);
4.        Kelompok Ilmiah Remaja (KIR);
5.        Olipiade : Matematika, Bhs Inggris, IPA, IPS, dan PAI
6.        Kelompok  belajar bahasa Inggris, bahasa Arab;
7.        Qosidah Modern, Drum Band, Al Banjari
8.        Tata busana, Tata boga
9.        Seni Baca Al qur’an( Qiroah)

c         Program  pembiasan  mencakup  kegiatan  yang  bersifat  pembinaan  karakter peserta   didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan keteladanan.
Tabel  2
Program Pembiasan untuk Peserta Didik
Rutin
Spontan
Keteladanan
Upacara
membiasakan antri
berpakaian rapi
Berjabat tangan antara siswa
dan guru ketika datang dan pulang
memberi salam
memberikan pujian
Istighosah, Sholat dhuha
membuang sampah pada tempatnya
tepat waktu
Sholat dhuhur berjamaah
Musyawarah
hidup sederhana
kunjungan pustaka


Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar di madrasah. Seluruh guru ditugaskan untuk membina program pembiasaan yang telah ditetapkan oleh madrasah. Adapun penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif. Potensi, ekspresi, perilaku, dan kondisi psikologi peserta didik merupakan portofolio yang digunakan untuk penilaian.

D.    Beban Belajar
Beban belajar dalam sistem paket digunakan oleh tingkat satuan pendidikan. Jam  pembelajaran  untuk  setiap  mata  pelajaran  pada  sistem  paket  dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang tetap. Madrasah Tsanawiyah Bahrul Ulum Bulu menambah 4 ( empat ) jam pelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Selain itu, penambahan jam tersebut dimanfaatkan untuk mata pelajaran lain yang dianggap penting   terdapat di dalam struktur kurikulum yang tercantum di dalam Standar Isi. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket sebesar  30%  s.d.  60%  dari  waktu  kegiatan  tatap  muka  mata  pelajaran  yang bersangkutan.
Penugasan struktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan struktur ditentukan oleh pendidik. Adapun kegiatan  mandiri  tidak  terstruktur  adalah  kegiatan  pembelajaran  yang  berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk  mencapai  standar  kompetensi. Waktu  penyelesaiannya  diatur  sendiri  oleh peserta didik.
Pemanfaatan alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Adapun alokasi waktu untuk praktik, yaitu dua jam kegiatan praktik di madrasah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar madrasah setara dengan satu jam tatap muka. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada masing- masing satuan pendidikan (Madrasah) ditetapkan berlangsung selama 40 menit. Kegiatan belajar kegiatan tatap muka per minggu pada setiap satuan pendidikan adalah sebagai berikut.
Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk Madrasah adalah  45 jam pembelajaran.
Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan adalah sebagaimana tertera pada Tabel. 3.
Tabel. 3
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan
untuk Setiap Satuan Pendidikan

Kelas
Satuan Jam Pembelajaran Tatap Muka (Menit)
Jumlah Jam Pem-belajaran per Minggu
Minggu Efektif per Tahun Ajaran

Juml jam Pembelajaran per Tahun


VII
40 menit
42
42 Minggu
1.764 jam   pembelajaran

VIII
40 menit
42
42 Minggu
1.764jam   pembelajaran
IX
40 menit
42
42 Minggu
1.764jam   pembelajaran

Belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak ter- struktur  sebagai berikut:
1.    Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur  bagi peserta didik pada Madrasah ini maksimum 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
2.    Penyelesaian program pendidikan dengan menggunakan sistem paket Madrasah ini tiga tahun.
E.     Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu kompetensi dasar  berkisar  antara  0–100%.  Kriteria  ideal  ketuntasan  untuk  masing-masing indikator 75%. Satuan pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik, kompleksitas kompetensi,  serta  kemampuan  sumber  daya  pendukung  dalam  penyelenggaraan pembelajaran.  Satuan  pendidikan  diharapkan  meningkatkan  kriteria  ketuntasan belajar secara terus-menerus untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal. Pelaporan hasil  belajar  (rapor)  peserta  didik  diserahkan  pada  satuan  pendidikan  dengan memerhatikan rambu-rambu yanag disusun oleh dirketorat teknis terkait.
Ketuntasan  belajar  tiap  mata  pelajaran  ditentukan  berdasarkan  intake  siswa, kompleksitas, dan daya dukung.
Berdasarkan  ketentuan  dari  Mapenda Propinsi Jawa Timur  dan memperhatikan kemampuan peserta didik dari hasil tes awal, madrasah menetapkan ketuntasan belajar pada masing-masing mata pelajaran sebagai berikut.

Tabel. 4
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013
No
Mata Pelajaran
KELAS

VII

VIII

IX


1
Al Quran Hadis
70
74
75

2
Aqidah Ahlaq
70
73
75

3
Fiqih
70
73
75

4
S K I
70
75
75

5
PKn
70
74
75

6
Bahasa dan Sastra Indonesia
68
70
70

7
Bhs. Arab
70
73
75

8
Bhs. Inggris
60
63
65

9
Matematika
60
63
65

10
Pengetahuan Alam
60
63
65

11
Pengetahuan Sosial
68
70
70

12
Seni budaya
70
73
75

13
Pendidikan Jasmani
75
75
75

14
Pilihan





a. Ketrampilan
75
75
75

b. Teknologi Informasi dan komunikasi
70
73
75

15
Mulok





a. Bhs. Jawa
70
73
75

b.pendidikan ke NU an
70
73
75




Tabel 5
KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)
SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2012/2013
No
Mata Pelajaran
KELAS

VII

VIII

IX


1
Al Quran Hadis
70
74
75

2
Aqidah Ahlaq
70
73
75

3
Fiqih
70
73
75

4
S K I
70
75
75

5
PKn
70
74
75

6
Bahasa dan Sastra Indonesia
68
70
70

7
Bhs. Arab
70
73
75

8
Bhs. Inggris
60
63
65

9
Matematika
60
63
65

10
Pengetahuan Alam
60
63
65

11
Pengetahuan Sosial
68
70
70

12
Seni budaya
70
73
75

13
Pendidikan Jasmani
75
75
75

14
Pilihan





a. Ketrampilan
75
75
75

b. Teknologi Informasi dan komunikasi
70
73
75

15
Mulok





a. Bhs. Jawa
70
73
75

b.pendidikan ke NU an
70
73
75


Madrasah menargetkan agar angka ketuntasan belajar tersebut makin meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu, setiap warga madrasah diharapkan untuk lebih bekerja keras lagi agar mutu pendidikan madrasah dapat meningkat dari tahun ke tahun.

F.     Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a.  Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1.      Aspek Akademik
a.       Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester yang diikuti.
b.      Nilai kurang (dari KKM) tidak lebih dari 3 (tiga) Mata Pelajaran
c.       Nilai rata-rata pada Kelompok Mata Pelajaran minimal cukup 
2.      Aspek Non Akademis
a.       Presensi kehadiran siswa minimal 90% dari jumlah hari efektif dua semester yang diikuti.
b.      Memiliki nilai minimal baik untuk aspek kepribadian, kelakuan dan kerajinan pada dua semester yang diikuti.
b.  Kelulusan
Berdasarkan PP. 19/2005 Pasal 27 ayat 1, peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah memenuhi:
1.      Aspek Akademis
a.       menyelesaikan seluruh program pembelajaran,
b.      memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelomok dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelomok mata pelajaan jasmani, olahraga dan kesehatan.
c.       lulus Ujian Sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi termasuk muatan lokal; dan
d.      lulus Ujian Nasional.
2.      Aspek non Akademik, meliputi  :
a.       Nilai rata-rata kepribadian (kelakuan, kerajinan dan kerapian) pada dua semester yang diikuti minimal Baik.
b.      Presensi kehadiran siswa minimal 90 % dari jumlah hari efektif tahun ajaran.
c.       Strategi penanganan siswa yang tidak naik kelas atau tidak lulus
Strategi penanganan siswa yang tidak naik kelas ataupun tidak lulus dilakukan dengan cara:
         Peserta didik yang tidak naik kelas atau tidak lulus diberi layanan bimbingan.
         Ada motivasi untuk peserta didik yang tidak naik kelas atau tidak lulus.
         Pemantapan strategi belajar yang paling tepat untuk peserta didik.
         Himbauan untuk menempuh pendidikan atau pembelajaran ulang.

G.    Pendidikan Kecakapan Hidup
Kurikulum untuk MTs Bahrul Ulum Bulu memasukan pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan akademik, dan atau kecakapan vokasional. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari  pendidikan semua mata pelajaran dan atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan atau nonformal.
Pendidikan yang berorientasi pada kecakapan hidup dilaksanakan untuk memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik memperoleh bekal ketarampilan dan keahlian yang dapat dijadikan sebagai sumber penghidupannya. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup dirancang dengan mengakomodasi berbagai kepentingan dan kebutuhan masyarakat serta mengimplementasikan-nya ke dalam program pendidikan di madrasah, kurikulum yang merefleksikan kebutuhan masyarakat dan pembelajaran yang khas dan terukur sehingga kompetensi lulusannya dapat memenuhi standard yang dapat dipertanggungjawabkan.
·         Dalam Mata Pelajaran Matematika
Dari daftar kecakapan hidup di atas guru Matematika dapat merancang RPP dengan memasukkan  aspek kecakapan hidup  personal (tanggung jawab dan berpikir kritis)  dengan menyisipkan pertanyaan-pertanyaan kritis dan profokatif pada soal-soal dan  bahan ajar matematika yang dikembangkan. Kecakapan hidup sosial  (bekerja sama dan keterbukaan terhadap kritis) diintegrasikan dengan cara memilih metode pembelajaran  diskusi atau metode kooperatif dalam kegiatan pembelajarannya. Dengan diskusi diharapkan  kemampuan bekerjasamanya berkembang. Dalam proses diskusi diharapkan kemauan menerima kritik juga dilatihkan sehingga siswa lebih terlatih dalam menerima sebuah kritik.
·               Dalam  Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab
Pembentukan aspek kecakapan personal seperti tanggung jawab, kemandirian, kepercayaan diri diintegrasikan  dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia/ Bahasa Inggris/ Bahasa Arab dengan cara memilih bahan bacaan dan contoh-contoh teks yang menggambarkan pentingnya kemandirian, tanggung jawab,   dan  kepercayaan diri. Mata pelajaran bahasa cukup fleksibel untuk memilih topik-topik  teks/ cerita/ drama  yang berguna untuk membentuk  kemandirian, tanggung jawab, dan kepercayaan diri. Selain itu, kepercayaan diri juga dapat dibentuk melalui pemilihan kegiatan pembelajaran yang memberi kesempatan siswa untuk presentasi di depan teman-temannya (berpidato di depan teman, berwawancara, bermain peran, dan sebagainya). Kecakapan bekerjasama dan  menghargai orang lain,   juga    dapat diintegrasikan dengan memilih kegiatan pembelajaran berupa diskusi kelompok, diskusi berpasangan atau  JIGSAW untuk membelajarkan keterampilan membaca, menulis, berbicara, dan mendengar.
·                  Dalam Mata Pelajaran IPA
Keterampilan berpikir kritis dapat dikembangkan dengan memilih model pembelajaran yang bersifat investigasi/ penyelidikan terhadap fenomena-fenomena  di sekitar yang  terkait dengan kompetensi dasar. Tanggung jawab diintegrasikan dengan memilih materi- materi berkaitan dengan tanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri maupun keselamatan orang lain. Misalnya, pada waktu membelajarkan KD Zat Aditif  guru memilih peristiwa-peristiwa  menakutkan yang berkaitan dengan dampak  zat-zat kimia pada makanan atau obat-obatan terhadap jiwa manusia, peristiwa yang menggambarkan dampak penggunaan zat kimia terhadap lingkungan, peristiwa-peristiwa dampak rokok/ narkoba terhadap remaja. Dengan pemilihan materi-materi yang kontekstual tersebut diharapkan secara tidak langsung menyadarkan siswa untuk memiliki tanggung jawab terhadap keselamatan dirinya dan orang lain. Keterampilan bekerja sama  dan kemampuan berpikir logis diintegrasikan guru pada kegiatan pembelajaran yang berupa tugas melakukan percobaan secara berkelompok
·                  Dalam Mata Pelajaran IPS
Kemampuan personal untuk dapat berempati dan menghargai orang lain dapat diintegrasikan dengan pemilihan metode pembelajaran  bermain peran atau langsung mengamati/ berwawancara dengan orang-orang yang berkaitan dengan pembahasan pada kompetensi dasar. Misalnya,;
§    Pada pembahasan ekonomi yang bermoral siswa dapat ditugasi untuk mewawancarai  penjual sayur, nelayan petani dan sebagainya.
§    Tanggung jawab terhadap keselamatan diri dan orang lain juga dapat dintegrasikan  dengan cara memilih metode pembelajaran simulasi untuk menyelamatkan diri dari berbagai bencana yang sering terjadi di daerahnya. Misalnya, Nelayan, Pertanian, maka guru IPS berusaha memperdalam materi tentang ombak dengan  memilih berbagai metode simulasi untuk menyelamatkan diri dari kondisi kritis 
     
H.     Pendidikan Berbasis Kompetensi Karakteristik Lokal dan Global
 Pendidikan  berbasis  keunggulan  lokal  dan  global  adalah  pendidikan  yang memanfaatkan  keunggulan  lokal  dan  kebutuhan  daya  saing  global  dalam  aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi infromasi dan komunikasi, ekologi, dan lain- lain, yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
Kurikulum  untuk  semua  tingkat  satuan  pendidikan  dapat  memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran muatan lokal. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan formal lain dan atau satuan pendidikan non formal.
Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dilaksanakan dengan memperhatikan  kecenderungan perkembangan yang terjadi dibidang ilmu pengetahuan, teknologi, informasi dan  komunikasi serta tantangan yang dihadapi para peserta didik di masa yang akan datang.
Salah satu kegiatan yang merupakan bentuk implementasi dari pendidikan ini adalah melalui pembelajaran Trilingual yakni bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, bahasa Inggris dan bahasa Arab khusus pada mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Proses pembelajaran pada ketiga mata pelajaran tersebut akan lebih diperkaya pada segi materi dengan menggunakan bahasa inggris dan bahasa Arab sebagai pengantarnya secara secara bertahap.
Adapaun tahapan penggunaan bahasa inggris sebagai pengantar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :
·         Tahun pertama: 25 % bahasa Ingris dan bahasa Arab, 75 % bahasa Indonesia
·         Tahun kedua   : 50% bahasa Ingris dan bahasa Arab, 50 % bahasa Indonesia
·         Tahun ketiga   : 90% bahasa Ingris dan bahasa Arab, 10 % bahasa Indonesia

I.       Pendidikan Berwawasan Karakter
         Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika.
         Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai karakter sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil.
         Tujuan pendidikan karakter adalah meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di madrasah melalui pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
         Subastansi pendidikan karakter berupa
§     Mengamalkan ajaran agama yang dianut;
§     Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri; 
§     Menunjukkan sikap percaya diri;
§     Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
§     Menghargai keberagaman;
§     Berpikir logis, analitis, kritis, inovatif,  konstruktif, kreatif 
         Terintegrasi dalam perencanaan, proses, dan penilaian hasil pebelajaran untuk semua mata pelajaran dan mulok, pengembangan diri atau kegiatan kesiswaan serta pengelolaan madrasah
         Nilai Karakter Bangsa
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran    terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan selalu hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya     dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap dan   tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan   belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang  telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan  tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berpikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan  orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu :
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan  meluas dari sesuatu yang dipelajari, dilihat dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak dan berwawasan yang menempatkan kepentingan  bangsa dan negara diatas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air 
Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukan rasa kesetiaan, kepedulian    dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi  
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang  berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan   bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman  atas kehadiran dirinya.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang  memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat  yang membutuhkan.
18. Tanggung-Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang  seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya),  negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Penyelenggaraan pendidikan karakter di MTs Bahrul Ulum dilakukan secara terpadu melalui 3 jalur, yaitu: Integrasi melalui Mata Pelajaran, Integrasi melalui muatan Lokal dan integrasi dalam Pengembangan Diri.
a.      Pengintegrasian dalam Mata Pelajaran
Pendidikan karakter secara terintegrasi di dalam mata pelajaran adalah pengenalan nilai-nilai, diperolehnya kesadaran akan pentingnya nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari melalui proses pembelajaran, baik yang berlangsung di dalam maupun diluar kelas pada semua mapel. Pada dasarnya kegiatan pembelajaran, selain untuk menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli dan menginternalisasi nilai-nilai dan menjadikannya perilaku. Nilai-nilai sudah mulai terintegrasi pada semua maple terutama nilai peduli lingkungan, religi dan disiplin.
b.      Pengintegrasian dalam Muatan Lokal
Nilai-nilai dijabarkan pada mata pelajaran termasuk mata pelajaran muatan lokal. Untuk mata pelajaran muatan local yang dipilih di MTs Bahrul Ulum adalah: Bahasa Jawa dan Aswaja/Ke-NU-an. Mulok bahasa jawa dan Aswaja sudah mengintegrasikan nilai-nilai PBKB terutama pada nilai peduli lingkungan, religi dan disiplin. Nilai-nilai tersebut dituangkan ke dalam indikator dan kegiatan pembelajaran pada silabus dan RPP.
c.    Pengintegrasian melalui kegiatan pengembangan Diri
Kegiatan Pengembangan diri yang dilakukan di MTs Bahrul Ulum adalah sebagai berikut:
Jenis Pengembangan Diri
Nilai-nilai yang ditanamkan
Strategi
A. Bimbingan Konseling
Kemandirian
Percaya Diri
Kerja Sama
Demokratis
Peduli Sosial
Komunikatif
Jujur
·     Pembentukan Karakter atau kepribadian
·     Pemberian Motivasi
·     Bimbingan Karier
B.  Kegiatan Ekstra Kurikuler
1.      Kepramukaan
Demokratis
Disiplin
Kerja Sama
Rasa Kebanggaan
Toleransi
Peduli Sosial dan Lingkungan
Cinta Damai
Kerja Keras
·         Latihan terprogram (kepemimpinan, penegakan disiplin dan tata tertib, Berorganisasi)
2.      Seni Baca dan Tulis Al-Qur’an (Tajwid, Imla’ dan Khot)
Religius
Senang Membaca
·      Pembinaan Rutin
·      Mengikuti Perlombaan
·      Festival Islam
·      Menghargai dan menghormati kitab sucinya.
·      Menumbuhkembangkan sifat cinta terhadap agama khususnya pada kitab Suci Al-Qur’an.
·      Melestarikan budaya islami
3.      Bimbingan Baca Kitab (Nahwu Shorof, Fathul Qorib, Ta’limul Muta’alim)
Religius
Toleransi
Senang Membaca
·    Dilaksanakan satu jam sebelum masuk pelajaran
·    Setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu
·    Memperkenalkan peserta didik tentang cara membaca dan memahami kitab.
·    Menggali pengetahuan agama melalui sumber utama
4.      Olah Raga Futsal
Sportivitas
Menghargai Prestasi
Kerja Keras
Cinta Damai
Disiplin
Jujur
·     Latihan Rutin
·     Perlombaan Olahraga
5.      English Community
Komunikatif
Rasa Ingin Tahu
Kerja Keras
Senang Membaca
Menghargai Prestasi
Jujur
· Pembinaan Rutin setiap hari Rabu
· Mengikuti perlombaan
· Speech Contest
· Pekan Bahasa
6.      PMR
Peduli Sosial
Toleransi
Disiplin
Komunikatif
Bekerjasama
· Latihan Terprogram

Tidak ada komentar:

Posting Komentar