KESISWAAN

Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan merupakan suatu masyarakat dalam skal kecil, sehingga gagasan untuk mewujudkan masyarakat madani perlu diwujudkan dalam tata kehidupan di sekolah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah perlu penataan urusan kesiswaan di sekolah secara baik, tertib dan teratur, sehingga memudahkan bagi siapa saja yang akan mencari data serta informasi mengenai kesiswaan tersebut. Adapun salah satu tujuan manajemen kesiswaan adalah mengatur segala kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut dapat menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan dapat berjalan dengan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan sautu kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujaun pendidikan pada umumnya. Selain itu manajemen kesiswaan mempunyai fungsi sebagai wahana bagi siswa untuk dapat mengembangkan dirinya seoptimal mungkin, baik yang berkenaan dengan bidang sosial, aspirasi dan segi potensi lainnya. Untuk mencapai tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan itu tercapai maka yang perlu diperhatikan adanya beberapa prinsi manajemen kesiswaan. Menurut Sukarti Nasihin dalam Manajemen Pendidikan TIM UPI bahwa prinsip-prinsip manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut : 1. Penyelenggara harus mengacu pada peraturan yang berlaku pada saat program dilaksanakan 2. Sebagai bagian keseluruhan manajemen sekolah 3. Mengemban misi pendidikan dalam rangka mendidik peserta didik. 4. Diupayakan untuk mempersatukan peserta didik 5. Sebagai upaya untuk pengaturan peserta didik 6. Mendorong dan memacu kemandirian peserta didik. Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan Lingkungan kedua yang penting bagi siswa adalah lingkungan sekolah, karena sekolah sebagai lembaga pendidikan dan tempat untuk untuk mempersiapkan peserta didik menghadapi kehidupannya. Dengan demikian baik dirumah mapun sekolah peserta didik perlu mendapat bantuan belajar melalui suatu proses bimbingan untuk mengembangkan dirinya. Upaya tersebut akan optimal apabila siswa atau peserta didik itu secara sendiri mengembangkan dirinya sesuai dengan program-program yagn ada di sekolah. Dengan demikian manajemen kesiswaan bukan hanya sekedar bentuk pencatatan saja, melainkan meliputi segala aspek yang lebih luas secara operasional dapat digunakan untuk membantu proses pendidikan di sekolah. Adapun ruang lingkup manajemen kesiswaan adalah sebagai berikut : 1. Analisis kebutuhan peserta didik, menetapkan siswa yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan baik dalam merencanakan jumlah siswa yang akan diterima maupun menyusun program kegaitan kesiswaan. 2. Penerimaan Siswa Baru, merupakan proses pencarian, menentukan dan menarik pelamar yang mampu untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan tersebut. Dalam hal ini biasanya dibentuk sebuah panitia penerimaan siswa baru untuk melakukan tugas tersebut. 3. Seleksi, adalah suatu kegaitan pemilihan calon siswa untuk menentukan apakah diterima atau tidak untuk menjadi peserta didik di lembaga pendidikan tersebut. Dalam hal ini seleksi, kadangkala dilakaukan bervariasi, karena ada yang melalui tes ataupu berdasarkan nilai UASBN. 4. Masa Orientasi, adalah suatu kegiatan pengenalan kepada siswa baru terhadapa lingkungan sekolahnya. Masa orientasi ini sangat penting karena sebagai jembatan penghubung dan pengantar siswa dari tingkat SD mau masuk ke SMP memerlukan pemahaman yang mendalam terutama yang perlu ditanamkan adalah sikap mental para siswa. 5. Pembagian Kelas, adalah pengelompokan siswa dalam kelompok belajarnya dan dibagai dengan menggunakan sistem kelas. 6. Pembinaan dan Pengembangan peserta didik, dilakukan untuk mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang yang biasanya disebut dengan kegiatan kurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. 7. Pencatatan dan Pelaporan, kegiatan yang dimulai sejak siswa itu di terima hinga ia tamat dan bahkan bila perlu adanya pelacakan terhadap siswa yang melanjutkan kes jenjang sekolah yang lebih tinggi. 8. Kelulusan dan Alumni, adalah kegiatan pencatatan terhadap siswa yang lulus dan melanjutkan ke lembaga pendidikan lainnya diharapakan hubungan antara siswa dan sekolah tetap terjalin, bahkan ada yang membentuk Ikatan Alumni. Dari uraian diatas bahwa yang menjadi tugas urusan kesiswaan adalah secara rincinya sebagai berikut : a. Bersama dengan Kepala Sekolah dan Wakasek merencanakan pelaksanaan PSB b. Pembinaan terhadap OSIS c. Melaksanakan kegiatan ektrakurikuler yang meliputi jenis kegiatan dan sekaligus menyusun program kegiatan administrasi serta pelaporan d. Bersama Wali Kelas melakukan pembinaan terhadap siswa, serta melakukan pengawasan dalam hal kehadiran siswa. e. Membimbing dan mengarahkan serta mengendalikan siswa/OSIS agar dapat menunjang pelaksanaan Kurikulum dan Tata Tertib sekolah f. Membimbing dan mengarahkan proses pemilihan OSIS g. Mengawasi kegiatan OSIS terutama Ekstrakurikuler h. Setiap akhir bulan menyiapkan Rekapitulasi Persentasi kehadiran siswa dan menyerahkannya kepada wali Kelas untuk diisi dan kemudian dikumpulkan kembali i. Bersama wali kelas melakukan tindak lanjut terhadap siswa yang sering absen j. Mengusulkan beasiswa dan pelajar teladan k. Melakukan pembinaan terhadap siswa dan bekerjasama dengan wali Kelas dan guru BK l. Memonitor kegiatan UKS m. Bersama-sama OSIS membuat program Kerja kegiatan OSIS n. Buku-buku administrasinya : (1) Pedoman Pengelolaan OSIS (2) Struktur OSIS (3) Kumpulan SK OSIS (4) Buku catatan siswa berprestasi (5) Buku catatan siswa penerima bea siswa (6) Buku Induk siswa (7) Buku Klapper (8) Mutasi siswa (9) Surat persetujuan Mutasi Masuk (10) Dokumen Penyerahan STTB (11) TataTertib siswa (12) Buku Kelas (13) Daftar Hadir siswa (14) Daftar 8355 kelas I,II dan III ditanda tangani Kasek dan Pengawas (15) Kumpulan Foto copy STTB o. Memberikan laporan tentang pembinaan siswa kepada Kepala sekolah secara Periodik dan semua tugas ini dipertanggung jawabakan Pelayanan Secara sosiologis, peserta didik mempunyai kesamaan- kesamaan. Kesamaan-kesamaan itu dapat ditangkap dari kenyataan bahwa mereka sama-sama anak manusia, dan oleh karena itu mempunyai kesamaan-kesamaan unsur kemanusiaan. Fakta menunjukkan bahwa tidak ada anak yang lebih manusiawi dibandingkan dengan anak lainnya; dan tidak anak yang kurang manusia dibandingkan dengan anak yang lainnya. Adanya kesamaan- kesamaan yang dipunyai anak inilah yang melahirkan kensekuensi samanya hak-hak yang mereka punyai. Di antara hak-hak tersebut, yang juga tidak kalah pentingnya adalah hak untuk mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu. Samanya hak-hak yang dimiliki oleh anak itulah, yang kemudian melahirkan layanan pendidikan yang sama melalui sistem persekolahan (schooling). Dalam sistem demikian, layanan yang diberikan diaksentuasikan kepada kesamaan-kesamaan yang dipunyai oleh anak. Pendidikan melalui sistem schooling dalam realitasnya memang lebih bersifat massal ketimbang bersifat individual. Keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sistem schooling memang lebih memberi porsi bagi layanan atas kesamaan dibandingkan layanan atas perbedaan. Sungguhpun demikian, layanan yang lebih diaksentuasikan kepada kesamaan anak ini, kemudian digugat. Gugatan demikian, berkaitan erat dengan pandangan psikologis mengenai anak. Sungguhpun anak-anak manusia tersebut diyakini mempunyai kesamaan-kesamaan, ternyata jika dilihat lebih jauh sebenarnya berbeda. Pandangan ini kemudian menunjukkan bukti-bukti yang meyakinkan, bahwa di dunia ini tak ada dua anak atau lebih yang benar-benar sama. Dua anak atau lebih yang kelihatan samapun, misalnya saja si kembar, pada hakekatnya adalah berbeda. Oleh karena berbeda, maka mereka membutuhkan layanan-layanan pendidikan yang berbeda. Layanan atas kesamaan yang dilakukan oleh sistem schooling tersebut dipertanyakan, dan sebagai responsinya kemudian diselipkan layanan-layanan yang berbeda pada sistem schooling tersebut. Ada dua tuntutan, yakni aksentuasi pada layanan kesamaan dan perbedaan anak itulah, yang melahirkan pemikiran pentingnya pengaturan. Manajemen peserta didik, adalah kegiatan yang bermaksud untuk mengatur bagaimana agar tuntutan dua macam layanan tersebut dapat dipenuhi di sekolah. Baik layanan yang teraksentuasi pada kesamaan maupun padaperbedaan peserta didik, sama-sama diarahkan agar peserta didik berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuannya. Sebagai akibat dari adanya perbedaan bawaan peserta didik, maka akan ada peserta didik yang lambat dan ada peserta didik yang cepat perkembangannya. 1. Layanan Bimbingan Konseling Pengertian Bimbingan menurut PP No. 29 Tahun 1990 adalah bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan. Bimbingan diberikan oleh guru pembimbing. 2. Layanan Perpustakaan Perpustakaan merupakan salah satu unit yang memberikan layanan kepada peserta didik dan guru dengan maksud membantu dan menunjang proses pembelajaran di sekolah. 3. Layanan Kesehatan Biasanya dibentuk sebuah wadah bernama Usaha Kesehatan Sekolah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan lingkungan hidupnya.. Pendidikan kesehatan dimulai dengan cara memberikan informasi bahwa kebiasaan hidup sehat merupakan modal utama dalam kehidupan. 4. Layanan Kantin Kantin sekolah sangat diperlukan agar peserta didik terjamin kebersihannya dan cukup mengandung gizi. Pengelola kantin sebaiknya dipegang oleh orang dalam atau keluarga karyawan sekolah yang bersangkutan, dengan tujuan segala makanan yang dijual terjamin dan bermanfaat bagi peserta didik. Demikian pelayanan sekolah yang secara umum, namun biasanya masih ada juga yang memberikan pelayanan berupa transportasi sekolah dan bahkan ada pelayanan asrama peserta didik. Maka manajemen kesiswaan tidak terlepas dari administrasi pendidikan yang merupakan suatu rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah orang di sebuah lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar